Seperti langit yang terkoyak oleh petir
Seperti itulah batinku ketika kau mangkir
Manisnya cinta bercampur pahit getir
Bayangan dirimu seakan abadi terukir
Cintamu semu bagaikan pelangi
Begitu indah namun hanya ilusi
Jeritan dan rintih tiada arti
Kami kau tinggalkan melirih
Jiwaku kosong ketika ia pun pergi
Aku sekarang sendiri
Menatap langit dengan air mata tak henti
Langit pun menangis tiada henti
Menggantikan aku yang lelah menanti
Hampa mendera diriku
Dendam marah dan benci meliputi auraku
Namun apa dayaku
Harus kuterima kenyataan tentang dirimu
Masih teringat jelas di benakku
Kau serahkan aku sebagai silih dirimu
Tanpa rasa iba kau tidak membelaku
Sayatan demi sayatan ku terima
Seluruh jiwaku terluka
Kau melihatku dengan mata terbuka
Tanpa mengucap sepatah kata
Kini aku hanya bisa mendengar nafasku
Yang terengah-engah mengais setitik hidup yang hampir sirna
Aku letih ya Tuhan, biarlah aku melepasnya
Kini dari tepi sungai belerang
Engkau selalu meratapi sebuah batu
Batu kusam yang akan hilang oleh waktu
Aku Silih Bagi Kekasihku
18.42 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar